Kerassnya Latihan Kemiliteran KOPASUS RI
RELA MATI DEMI NKRI
Pagi ini cuaca ditempat saya seperti biasa sejuk, Kabut serta rintikan hujan masih selalu menemani kehidupan didesa kami. Sebuah Desa di Kab. Bandung Barat yang masih asri dan masih terdapat sedikit hutan. Namun pagi ini sudah tak terdengar lagi suara senapan dan meriam-meriam militer. Juga lalu-lalang prajurit-prajurit yang sudah sangat kepayahan tapi masih semangat melaksanakan tugasnya.
Ya, 2 minggu lebih ditempat kami dijadikan ajang tempur Pasukan Khas TNI AU. memang disini dari dulu sering dijadikan ajang latihan Militer, tapi udah berapa tahun lamanya latihan tersebut tidak dilaksanakan disini. Daerah kami memang dekat dengan pusat militer seperti tempat pendidikan KOPASSUS, PUSDIKTER dan lain sebagainya. Latihan Militer ini cukup membuat terhibur Masyarakat setempat tapi juga merasa sangat kasihan dan iba dengan kondisi prajurit yang sedang dididik.
Kemarin kalau saya tidak salah ada sekitar 300 prajurit dan 70-80 instruktur, Prajurit itu sedang tahap pertama menjadi seorang Pasukan Khusus TNI AU. Mereka dibagi menjadi 3-4 kelompok yang disebar menempati pos nya masing-masing. Saya Ikut Bangga lihat kegagahan mereka yang terkadang berbaris melewati depan rumah.
Dibalik latihan itu ternyata untuk menjadi seorang pasukan Khusus sangatlah berat. Latihan awal yang mereka lakukan taruhannya adalah nyawa. Dan benar saja, 2 orang dikabarkan gugur. Mereka hanya dibekali beras dan mie instan diRanselnya. Saya dan masyarakat sini sering banget melihat para prajurit itu kepayahan dan kelaparan, Tapi semangat mereka harus tetap dimunculkan. Kalau prajurit yang disiksa
(bahasa kami) itu sudah biasa, bahkan anak kecil yang sempet meilat kejadian itu sampe nangis tidak berhenti. Gara-garanya ada prajurit yang ketahuan membeli gorengan. Gorengan tersebut dikembalikan oleh komandannya dan kemudian menghukum prajurit tersebut yang kalau orang biasa mungkin sudah pingsan tak sadarkan diri.
Ada Yang laras senapannya jatuh kesungai hingga si prajurit tersebut harus menyelam mencari laras tersebut, Sekali kepalanya kepermukaan dan belum menemukan laras tersebut langsung dilempari dan diteriaki dan sesekali senjata api berbicara. Mungkin kalau saya sudah tenggelam dan tewas. Calon Prajurit Khusus kemarin itu mengaku tidak takut dengan apapun, Dipukuli sudah biasa,luka sayatan sudah gak dirasa, yang mereka takutkan hanyalah peluru senjata.
Ada yang minta dibelikan 3 bungkus nasi kepada anak kecil dan disuruh disimpan disemak2. Ada yang makan dengan hanya sesuap demi sesuap dan harus kembali ke barisan, dan terus bolak-balik demi sesuap nasi tersebut, makanan tersebut disimpan cukup jauh disemak-semak. dan lain sebagainya. Wajar jika mereka tak sempat makan waktu di camp, kebanyakan nasih yang dimasak belum jadi dan belum matang dan harus langsung bergerak.
Mereka juga sepertinya tidur tanpa atap, dan ditempat kami setiap hari siang malam selalu hujan. Baju mereka sudah lusuh dan sangat kotor, Ada yang berjalan dengan kaki sedikit digeser karena kakinya sudah luka, ada yang tangannya robek, dan lain sebagainya.
Tapi ada pesan menarik dari komandannya kepada saya yang waktu itu sedang berkumpul didepan masjid.dia bilang, "Bapak, orang-orang ini (prajurit) harus kita sayangi bersama, Cara nya cukup dengan tidak boleh memberikan apapun kemereka termasuk makanan. Karena setelah disini selesai, mereka akan kembali latihan di garut untuk waktu yang lama tanpa dibekali apa-apa hanya perlengkapan perang. Hanya ada mereka dan Tuhannya.Jadi mari kita sayangi mereka, Latihan disini agar mereka menjadi sedikit terbiasa nantinya.
Pemandangan menakjubkan saat mereka menyempatkan solat berjamaah dipinggir jalan dengan pakainan yang sangat kotor dan lusuh. Setelah selesai mereka langsung bergegas karena sang komandan sudah siap dengan murkanya.
Luar biasa...Semangat!!
0 komentar:
Posting Komentar